Social Icons

.

Rabu, 05 Februari 2014

Android Menyerupai Manusia Tampil di Konferensi Futuristis




NEW YORK - Robot yang sangat mirip dengan manusia melakukan penampilan publik pertamanya pada 15 Juni 2013 di Global Futures 2045 International Congress, konferensi futuristis yang berfokus pada teknologi.

Ilmuwan robot Jepang Hiroshi Ishiguro, pimpinan Intelligent Robotics Laboratory di Osaka University, Jepang menggambarkan hasil karya itu sebagai android yang hidup. Namun di sana ada dua Hiroshi Ishiguro, yang hidup dan bernapas, dan yang satu lagu berupa robot. Penampilan si robot manusia itu sangat mengejutkuan — bahkan robot itu mampu melakukan gerakan terkecil serta mengedipkan mata.

Selama beberapa tahun Ishiguro telah mengembangkan sejumlah robot yang mengagumkan. Yang dipamerkan di sana adalah “Geminoid,” sebuah android yang menyerupai manusia sungguhan yang dikendalikan dari jarak jauh oleh rekannya di belakang panggung. Ishiguro bergurau bahwa ia bisa menggunakan Geminoid untuk menggantikannya mengajar. Orang-orang dapat menganggap android itu sebagai dirinya sendiri, kata Ishiguro.

Ishiguro juga telah mengembangkan Geminoid lain, yang satu ini adalah android wanita yang bergaya, yang telah ia pamerkan di berbagai etalase toko pakaian. Robot itu sangat populer, membuat pakaian yang digunakan robot tersebut laku terjual dalam waktu relatif cepat, kata Ishiguro.

Ishiguro juga membawa robot-robotnya berjalan-jalan sebagai bagian dari “teater android” yang berakting dengan ekspresi menyerupai manusia sungguhan. Teater Ishiguro bahkan pernah dipentaskan di sebuah gereja, membuat para penonton menyamakan sebuah robot perempuan sebagai seorang martir. Setelah menyadari bahwa robot-robotnya terlalu sempurna — “lebih manusia dibandingkan manusia,” seperti yang ia buat — Ishiguro mulai membuat robot yang sedikit tidak sempurna. (Contohnya, robot penggantinya yang tampak datar dan sedikit cemberut).

Ilmuwan robot tersebut juga membuat “Telenoid,” sebuah robot yang menyerupai bantal yang didesain untuk tidak termakan waktu (tidak tua) dan tidak memiliki jenis kelamin, sehingga orang-orang bisa membayangkan wajah lain pada penampilan datar Telenoid-nya. Ishiguro telah menguji Telenoid itu pada orang usia lanjut di Denmark, dan mereka memberikan sambutan baik, katanya.

Temuan lain Ishiguro adalah “Elfoid”, versi Telenoid yang lebih kecil yang berfungsi sebagai ponsel. Kini, semua orang berbicara kepada smartphone “kotak hitam kecil” mereka, kata Ishiguro, dia ingin “menghidupkan dan memanusiakan perangkat itu.”

Secara keseluruhan, usaha Ishiguro adalah mendobrak batasan yang ia sebut sebagai “trans humanity,” yang menghilangkan batasan antara manusia dan teknologi. Lagi pula, “Apa itu manusia?” katanya.

Di akhir perbincangan Ishiguro, robot yang menyerupai dirinya mengatakan bahwa lain kali ia (robot itu) akan memberikan presentasi yang lebih baik dibandingkan Ishiguro sungguhan.