Social Icons

.

Sabtu, 25 Januari 2014

Cinta dan Waktu



Alkisah disebuah pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda abstrak yaitu
ada cinta, kesedihan , kekayaan,kegembiraan, dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau itu dan air laut
tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. 
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
Cinta sangat kebingungan ia tidak bisa,
berenang dan tak mempunyai perahu,
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.
Sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta.

Tak lama cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu
 "Kekayaan ! kekayaan...! tolong aku !" , teriak cinta
 “aduh, ma’af cinta!” kata kekayaan
 “perahuku telah penuh dengan harta bendaku.
  Aku tak dapat membawamu  serta, nanti perahu ini tenggelam.                        
  Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini”

Lalu kekayaan cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali,
namun dilihatnya kegembiraaan lewat dengan perahunya.
“kegembiraan! tolong aku!”, teriak cinta. 
Namun kegembiraan terlalu gembira
karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan cinta.

Air makin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang dan cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah kecantikan, “kecantikan! bawalah aku bersamamu” ,
teriak cinta.
“wah cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut.
  Nanti kamu  mengotori perahuku yang indah ini”    
  sahut kecantikan                                                 
                                     
Cinta sedih sekali mendengarnya, Ia mulai menangis terisak-isak. 
Saat itu lewatlah kesedihan
“oh kesedihan bawalah aku bersamamu” , kata cinta.
“ma’af cinta, aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...” kata kesedihan
sambil mengayuh perahunya. Cinta putus asa. 
Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya                                 
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,
“cinta mari naik ke perahuku!” , cinta menoleh ke arah suara itu 
  dan melihat seorang tua dengan perahunya.
Cepat-cepat cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itulah baru cinta sadar,bahwa ia sama sekali 
tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakan kepada seorang
penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
“oh , orang tua tadi? dia adalah waktu”, kata orang itu.
“tapi mengapa ia menyelamatkanku? aku tak mengenalnya.
Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” 
tanya cinta heran.
Sebab kata orang itu “hanya waktulah yang tahu 
berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu”.

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.